Monday, 10 November 2008

10 November Hari Pahlawan

10 November, adalah tanggal istimewa bagi Bangsa Indonesia; karena pada tanggal tersebut 63 tahun yang lalu terjadi peristiwa heroik di Surabaya dimana ribuan pejuang gugur demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Saudara-saudariku keluarga besar Sastrowidjoko yang terkasih,
pada hari ini saya mengajak anda semua untuk berdoa bagi pahlawan kita, khususnya leluhur kita, Eyang Widjanarko Sastrowidjoko yang gugur pada tahun 1949 saat agresi Belanda II, dan eyang putri kita yang meninggal tidak lama kemudian





Berdasarkan penuturan ibunda Isbandinah: pada masa itu, eyang kita adalah seorang Inspektur Polisi Jatinom dan salah satu tokoh masyarakat yang dikenal luas oleh masyarakat dari daerah Klaten sampai Solo karena sepak terjangnya memerangi kejahatan, dan seorang yang tidak pernah mau berkompromi dengan penjajah.
Ketika tentara belanda masuk kota Solo pada agresi II, penjara di Solo dibuka, sehingga semua tahanan dan narapidana melarikan diri.
Dan pada saat itu, beberapa narapidana dari penjara Solo dipakai oleh Belanda untuk menculik eyang kita (eyang kita adalah tokoh yang berpengaruh di daerah Jatinom pada masa itu yang bisa menghalangi masuknya Belanda ke daerah Klaten).
Sejak saat itu, beliau tidak pernah kembali, dan berdasarkan informasi anak buah beliau kepada keluarga, dikatakan bahwa eyang kita dibawa oleh antek Belanda untuk diserahkan kepada tentara Belanda, kemudian dibunuh dan dibuang ke Sungai Bengawan Solo.
Empat puluh hari kemudian eyang putri kita: R.Ngt. Satarijah Sastrowidjoko meninggal karena tidak sanggup menahan kesedihan ditinggal oleh suami tercinta.
Eyang putri kita juga seorang tokoh masyarakat yang dikenal di daerah Jatinom sampai Klaten, beliau adalah aktifis dan salah satu pengurus perkumpulan wanita Muhamadiyah (Aisyah ?) di daerah tersebut.





Ibunda Isbandinah pernah memberi pesan: "Jika kamu punya kesempatan untuk berkunjung ke makam pahlawan dimanapun, berdoalah di pusara pahlawan tidak dikenal, siapa tahu salah satu dari pusara itu adalah pusara eyang kamu".

Saudara-saudariku,
Marilah kita berdoa untuk leluhur kita, semoga mereka sudah mendapat kebahagiaan abadi di Surga.
Mari kita teladani keteguhan dan sikap hidup mereka yang berjuang untuk keluarga dan bangsa.

HIDUP ADALAH PERJUANGAN, MAKA MARILAH KITA BERJUANG UNTUK HARI ESOK YANG LEBIH BAIK.

Salam kasih persaudaraan
J. Nur Wahyudi

Catatan: Sampaikan kisah keteladanan dan semangat juang leluhur kita ini kepada anak cucu.

1 comment:

Unknown said...

Suatu petunjuk, teladan, dan nasihat dari para leluhur kita lebih baik diterapkan pada keturunan-keturunan selanjutnya yang berupa tindakan serta penyebaran ajaran-ajaran budaya Jawa terlepas dengan suku mana kita menikah yang menghasilkan keturunan yang secara biological tidak mengandung darah Jawa 100%.
Budaya Jawa yang tinggi dan luhur harus tetap dipertahankan dan salah satu pedoman yg dapat kita terapkan adalah cerita Wayang yang penuh dengan contoh contoh nyata dari segala bentuk kebajikan.